Manasik umroh merupakan kegiatan simulasi pelaksanaan ibadah umroh yang dilakukan sesuai dengan tata cara yang telah ditentukan dalam syariat Islam, lengkap dengan penjelasan makna dan hikmah di baliknya. Kegiatan ini mencakup seluruh unsur dalam ibadah umroh, yaitu rukun, wajib, sunnah, serta larangan-larangannya. Simulasi ini disusun sedemikian rupa agar menyerupai kondisi nyata di Tanah Suci, sehingga jamaah memperoleh gambaran jelas dan menyeluruh mengenai perjalanan ibadah umroh yang akan dijalani.
Secara umum, urutan kegiatan dalam manasik umroh meliputi:
1. Persiapan Awal
Manasik dimulai dengan tahapan persiapan. Pada tahap ini, para peserta diarahkan untuk membaca doa-doa sunnah sebelum bepergian, seperti:
-
Doa keluar rumah
-
Doa berpamitan
-
Doa safar
Selanjutnya, peserta menerima penjelasan mengenai sunnah ihram, yang meliputi:
-
Merapikan kuku dan mencukur rambut-rambut di tubuh.
-
Mandi besar (mandi junub), kemudian berwudu.
-
Menggunakan wewangian di badan (bukan pada kain ihram).
-
Mengenakan pakaian ihram, yaitu dua lembar kain putih tanpa jahitan yang dililitkan di tubuh (khusus pria).
2. Simulasi Ihram
Tahap ini menggambarkan situasi seolah-olah para peserta telah tiba di tempat miqat, yaitu batas geografis untuk memulai niat ihram. Ihram merupakan rukun pertama dalam umroh, yaitu melafalkan niat untuk memulai ibadah umroh dengan mengucapkan:
لَبَّيْكَ عُمْرَةً
Labbaika ‘umratan
“Ya Allah, aku penuhi panggilan-Mu untuk melaksanakan umroh.”
Sejak niat diucapkan, maka peserta resmi masuk dalam keadaan ihram. Dalam kondisi ini, ada beberapa larangan yang wajib dijauhi, antara lain:
-
Menggunakan wangi-wangian.
-
Memotong kuku dan mencukur rambut.
-
Membunuh hewan atau mencabut tanaman.
-
Melakukan perbuatan yang bersifat syahwat, seperti hubungan suami-istri.
-
Melamar, menikah, atau menikahkan.
-
Melakukan maksiat dan berkata dusta.
-
Mengambil barang temuan, kecuali untuk diumumkan.
Setelah niat ihram, peserta melanjutkan perjalanan simulatif menuju Mekkah. Selama perjalanan, dianjurkan untuk terus melafalkan talbiyah:
لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْك، لَبَّيْكَ لَا شَرِيكَ لَكَ لَبَّيْك، إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ، لَا شَرِيكَ لَكَ
Labbaik Allahumma labbaik, labbaika laa syarika laka labbaik, innal hamda wan ni’mata laka wal mulk, laa syarika lak.
3. Simulasi Tawaf
Tawaf adalah rukun umroh berupa mengelilingi Kakbah sebanyak tujuh kali putaran dengan arah berlawanan jarum jam, dimulai dan diakhiri di Hajar Aswad. Tiga putaran pertama dilakukan dengan berjalan cepat (jika memungkinkan), sedangkan empat putaran sisanya dilakukan dengan berjalan biasa.
Pada setiap awal putaran, disunnahkan mengusap atau memberi isyarat ke arah Hajar Aswad seraya mengucapkan:
بِسْمِ اللَّهِ، اللَّهُ أَكْبَر
Bismillahi Allahu Akbar
Lalu dilanjutkan dengan zikir seperti:
سُبْحَانَ اللَّهِ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، وَلَا إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ، وَاللَّهُ أَكْبَر، وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيمِ
Subhanallāh, walhamdulillāh, wa lā ilāha illallāh, wallāhu akbar, wa lā ḥaula wa lā quwwata illā billāhil ‘aliyyil ‘azhiim.
Saat melewati Rukun Yamani, dianjurkan membaca doa:
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Rabbanaa aatinaa fid-dunyaa hasanah, wa fil-aakhirati hasanah, wa qinaa ‘adzaaban-naar.
Setelah menyelesaikan tujuh putaran, peserta melakukan salat dua rakaat di dekat Maqam Nabi Ibrahim seraya membaca:
وَاتَّخِذُوا مِنْ مَقَامِ إِبْرَاهِيمَ مُصَلًّى
Wattakhidzû min maqâmi Ibrâhîma mushallâ
Kemudian, dilanjutkan dengan meminum air Zamzam dan bersiap untuk ibadah berikutnya, yaitu Sai.
4. Simulasi Sai
Sai adalah rukun umroh berupa berjalan cepat antara bukit Shafa dan Marwah sebanyak tujuh kali. Saat tiba di bukit Shafa, peserta membaca:
إِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِنْ شَعَائِرِ اللَّهِ، أَبْدَأُ بِمَا بَدَأَ اللَّهُ بِهِ
Inna ash-shafaa wal-marwata min sya’aairillah, abda’u bimaa bada’a Allahu bih.
Kemudian dilanjutkan dengan dzikir dan doa:
اللَّهُ أَكْبَر (3x)، لَا إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ، يُحْيِي وَيُمِيتُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِير، لَا إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، أَنْجَزَ وَعْدَهُ، وَنَصَرَ عَبْدَهُ، وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ
Allāhu Akbar (3x), lā ilāha illallāh wahdahū lā syarīka lah, lahul mulku walahul ḥamdu, yuḥyī wa yumīt, wa huwa ‘alā kulli syai’in qadīr. Lā ilāha illallāh wahdahū lā syarīka lah, anjaza wa’dah, wa naṣara ‘abdah, wa hazamal aḥzāba wahdah.
Setelahnya, peserta berjalan dari bukit Shafa menuju Marwah. Di tengah perjalanan, saat berada di tempat yang ditandai dengan lampu hijau, peserta pria disunnahkan untuk berlari kecil sambil membaca:
رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ، إِنَّكَ أَنْتَ الْأَعَزُّ الْأَكْرَمُ
Rabbighfir warham, innaka antal a’azzu al-akram.
Hal ini dilakukan sebanyak tujuh kali perjalanan (Shafa–Marwah–Shafa, dan seterusnya), berakhir di bukit Marwah. Setelah Sai selesai, peserta melakukan tahallul, yaitu memotong sebagian rambut kepala sebagai penutup ibadah umroh.
5. Tertib
Seluruh rangkaian ibadah umroh harus dilakukan secara tertib atau berurutan. Ini menjadi syarat sahnya ibadah, sesuai dengan tuntunan Rasulullāh Ṣallallāhu ‘Alaihi Wasallam.
Demikianlah rangkaian kegiatan dalam manasik umroh. Semoga melalui simulasi ini, peserta memperoleh pemahaman mendalam serta kesiapan mental dan spiritual untuk melaksanakan ibadah umroh yang sesungguhnya. Semoga Allah Subḥānahu wa Ta‘ālā menerima seluruh amal ibadah kita.
لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْك، لَبَّيْكَ لَا شَرِيكَ لَكَ لَبَّيْك، إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ، لَا شَرِيكَ لَكَ
Labbaik Allahumma labbaik, labbaika laa syarika laka labbaik, innal hamda wan ni’mata laka wal mulk, laa syarika lak.