UMROH JOGJA
,
Jakarta
– Menteri Agama
Nasaruddin Umar
membeberkan ada kemungkinan pemerintah
Arab Saudi
rencana akan memenuhi permintaan Indonesia agar meningkatkan quota
pendamping haji
Dia menyebut sudah menjalin komunikasi lebih lanjut tentang hal ini bersama Menteri Haji Arab Saudi, Tawfiq bin Fawzan Al-Rabiah.
“Potensi tersebut akan dievaluasi,” kata Nasaruddin kepada
Tempo
ketika ditemui di rumahnya yang berlokasi di Kuningan, Jakarta Selatan, pada hari Idulfitri, Senin, 31 Maret 2025.
Mantan Ketua Masjid Istiqlal tersebut menyebut bahwa dia sedang mencoba agar bisa mendapatkan penambahan jumlah pendamping haji. Ia percaya bahwa semakin banyak pendamping yang ada, maka akan meningkatkan kesempatan para jemaah menerima layanan yang lebih baik.
Berdasarkan penjelasannya, bila tidak ada pengurus asal Indonesia, nantinya jemaah haji negaranya akan diberi dukungan oleh petugas dari Arab Saudi. Dia merisaukan bahwa situasi ini mungkin saja mempersulit para jemaah karena sejumlah alasan. Alasan pertama adalah kemampuan komunikasi yang terbatas dalam Bahasa Indonesia oleh sang pembimbing. Alasan kedua ialah kurangnya pemahaman tentang riwayat kesehatan setiap anggota jemaah.
Sebaliknya, pendamping haji asal Indonesia dituntut untuk dapat berkomunikasi secara lebih efektif dengan calon jamaah haji, termasuk mampu memahami beberapa dialek lokal. Para pendamping ini juga idealnya mengetahui rincian medis setiap jamaah, lantaran telah melaksanakan sesi manasik haji yang melebihi empat kali bersama jamaah mereka sebelum keberangkatan haji.
“Oleh karena itu, saya merasakan bahwa usulan kita tentang penambahan ini cukup menggembirakan,” ungkap Nasaruddin. Dia menyebutkan dia baru saja mendiskusikan masalah tersebut dengan Menteri Haji Arab Saudi menggunakan aplikasi pesan.
WhatsApp
“Balas pesan WhatsApp saya,” ujarnya.
Sebelumnya, Nasaruddin sudah mengutarakan usulannya terkait peningkatan jumlah pendamping haji ke Pemerintah Arab Saudi. Dia berbicara dengan Menteri Kesehatan Arab Saudi, Fahad Abdulrahman Al-Jalajel, saat bertemu di Residensi Duta Besar Arab Saudi di Jakarta pada hari Senin, tanggal 24 Februari 2025.
“Kami mengharapkan penambahan bimbingan atau personel haji kita. Jumlahnya tidak hanya harus menjadi 2.000, melainkan ditingkatkan menjadi 4.000 layaknya pada tahun sebelumnya,” ujarnya menurut pernyataan resmi tersebut.
Pemerintah Arab Saudi sebelumnya telah menetapkan penurunan kuota bagi pendamping haji menjadi setengah dari jumlah normal pada musim haji tahun 1446 Hijriyah atau tepatnya di 2025 dalam kalender Masehi. Di tahun 2024 ini, pasukan petugas haji asal Indonesia berjumlah 4.200 orang. Namun dengan adanya kebijakan tersebut, diperkirakan hanya ada kira-kira 2.100 petugas saja yang bakal membimbing para jamaah pada tahun 2025 nanti.
Terdiri dari sebanyak 221.000 jemaah haji asal Indonesia yang direncanakan untuk berangkat dalam penerimaan ibadah haji tahun 2025 ini. Sesuai estimasi Kementerian Agama, didukung oleh jumlah pendamping yaitu 2.100 orang, maka rasio pengawasan mencapai satu pendamping untuk setiap seratus jemaah. Di sisi lain, apabila melihat ketersediaan staf reguler yakni 4.200 pegawai, nisbahnya bisa diatur menjadi satu petugas bertindak sebagai penunjang bagi lima puluh jemaah.
M Rizki Yusrial
dan
Hanin Marwah
bersumbang dalam penyusunan artikel ini.