Rapat Evaluasi Jelang Fase Akhir Musim Haji 1438 H – Musim haji 1438 H telah memasuki fase akhir. Seratus ribu lebih jemaah haji telah dipulangkan hingga hari ini, Jumat (22/09). Gelombang pertama pemulangan jemaah haji dan pembimbing haji juga telah berakhir. Mendekati akhir fase, seluruh pihak terutama Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) mulai berkoordinasi melakukan evaluasi sembari melaksanakan tugas yang belum selesai.

Pada Kamis (21/09) kemarin, rombongan PPIH melakukan kunjungan ke kantor Naqabah Ammah Iis-Sayyarat yang merupakan organisasi transportasi yang berperan menyediakan sarana transportasi selama musim haji berlangsung. Pertemuan tersebut dihadiri oleh Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Sri Ilham Lubis, Wakil Ketua PPIH Handi Aji Sentana, dan Kepala Bidang Transportasi Subhan Cholid. Sedangkan dari pihak Naqabah Ammah Iis-syyarat dihadiri  Ketua Naqabah Abdurrahman Ma’yuf al-Harby dan Wakil Ketua Naqabah Usamah Samkari.

Kunjungan tersebut dilakukan sembari memberikan masukan dan saran terhadap sarana transportasi yang telah diberikan selama mendampingi musim haji 1438 H. Catatan yang disampaikan ada beberapa poin. Poin pertama terkait dengan keterlambatan bus penjemputan. Hal ini dikeluhkan karena beberapa maktab mengalami keterlambatan pemberangkatan dari hotel menuju Masyair. Pada rute Mekah menuju Arafah, pemberangkatan jemaah haji Indonesia sempat tertunda. Tentu saja masalah ini sangat disayangkan oleh PPIH.

Catatan berikutnya terkait dengan fasilitas bus. Beberapa bus dinilai kurang memenuhi standar kelayakan. Mengingat suhu di Arab Saudi saat itu cukup panas, sehingga fasilitas di dalam bus juga perlu diperhatikan. Beberapa diantaranya termasuk kedalam golongan bus dibawah standar.

Tidak berhenti disitu, Sri Ilham melanjutkan memberikan masukan lainnya seperti kesalahan dalam melakukan entri data maktab yang menyebabkan armada yang datang tidak sesuai dengan apa yang telah tertulis di kontrak. Adapun catatan lainnya terkait dengan pemberangkatan jemaah menuju Mina Jadid, untuk kedepannya perlu untuk difasilitasi transportasi sehingga memudahkan jemaah haji yang bermukim di Mina Jadid untuk melakukan ibadah menuju jamarat.

Saran dan masukan tersebut diterima baik oleh pihak Naqabah. Abburrahman juga menyampaikan terima kasih atas catatan tersebut dan ia juga menyampaikan akan melakukan perbaikan untuk pelaksanaan musim haji tahun depan.

Pada hari sebelumnya, Rabu (20/09), juga telah dilakukan rapat evaluasi haji yang melibatkan PPIH Arab Saudi dengan Muassasah Asia Tenggara. Rapat dilakukan di Kantor Muassasah khusus untuk membahas kegiatan Armina 1438 H.

Pada pertemuan tersebut dihadiri sejumlah delegasi dari PPIH, diantaranya Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri, Teknis Haji, Kepala Daker Mekah, Kepala Bidang Akomodasi, dan Kepala Seksus Haram. Pihak Muassasah juga dihadiri beberapa pejabat yaitu Ketua Muassasah, Sekretaris Muassasah,  Kepala Urusan Haji Indonesia dan Furoda, dan Wakil Bidang Kesehatan.

Evaluasi yang diberikan PPIH kepada Muassasah mencakup beberapa hal. Poin pertama sama seperti yang telah disampaikan sebelumnya terkait transportasi. Keterlambatan bus yang mengangkut jemaah haji dari Mekah menuju Arafah dan dari Mina menuju Mina Jadid.

Permasalahan kedua adalah fasilitas tenda di Mina yang kurang sesuai harapan. Beberapa tenda memiliki suhu yang panas karena alat pendingin tidak berfungsi optimal serta jumlah tenda yang tidak sebanding dengan jumlah jemaah haji Indonesia.

Masalah lainnya adalah masalah katering. Katering yang digunakan di Armina tidak sesuai dengan kontrak yang telah disepakati sebelumnya. Terdapat beberapa perusahaan penyedia katering tidak menggunakan takaran sesuai kontrak. Adapun kendala katering lainnya seperti keterlambatan dalam pendistribusian makanan kepada jemaah haji. Bahkan pada pertemuan dengan pihak penyedia katering pada evauasi sebelumnya juga telah diberikan peringatan pada seluruh penyedia untuk mematuhi aturan sesuai kontrak dan memberikan layanan terbaik. Pihak PPIH juga sempat memutuskan kontrak kerja dengan salah satu perusahaan penyedia katering karena tidak mengindahkan teguran yang telah dilayangkan hingga ketiga kalinya. Seluruh hasil evaluasi tersebut disalin kedalam bentuk tulisan yang kemudian diserahkan kepada pihak Muassasah.

Berdasarkan hasil pertemuan tersebut, pihak Muassasah menerima baik saran yang diberikan oleh PPIH. Mereka mengungkapkan bahwa masalah – masalah tersebut merupakan implikasi dari penambahan kuota yang terjadi pada tahun ini. Karena penambahan kuota yang cukup signifikan yaitu mencapai 52 ribu jemaah haji Indonesia, maka kekurangan pelayanan maktab di Mina maupun transportasi itu kemungkinan bisa terjadi. Namun bukan berate pihak Muassasah tidak akan memperbaiki pelayanan tersebut. Berdasarkan kejadian pada tahu ini, mereka berjanji akan memperbaiki pelayanan untuk pelaksanaan haji tahun depan.