Alasan Mengapa Manusia Harus Tetap Berikhtiar

Jul 28, 2023Info

Ikhtiar adalah upaya atau usaha sungguh-sungguh yang dilakukan oleh seseorang untuk mencapai tujuan atau hasil yang diinginkan. Dalam konteks agama Islam, ikhtiar juga merujuk pada usaha manusia dalam menjalankan perintah Allah Subhanahu wa ta’ala dan menjauhi larangan-Nya.

Ikhtiar adalah bagian penting dalam kehidupan seorang Muslim, karena Allah Subhanahu wa ta’ala menekankan pentingnya usaha dan kerja keras dalam mencapai hasil yang diinginkan Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman dalam Alquran Surat An-Najm ayat 39-42:

 

وَأَنْ لَيْسَ لِلْإِنْسَانِ إِلَّا مَا سَعَىٰ وَأَنَّ سَعْيَهُ سَوْفَ يُرَىٰ ثُمَّ يُجْزَاهُ الْجَزَاءَ الْأَوْفَىٰ وَأَنَّ إِلَىٰ رَبِّكَ الْمُنْتَهَىٰ

 

Yang artinya, “Dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya. dan sesungguhnya usahanya itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya). Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna. Dan sesungguhnya kepada Tuhanmulah kesudahannya (segala sesuatu).

 

Kiai Ahsin seorang pakar ilmu Al-Qur’an menjabarkan, Qarun merupakan contoh seorang manusia yang sombong akibat memperoleh kekayaan. Qarun pernah berkata bahwa kekayaan yang dia peroleh adalah hasil jerih payahnya sendiri.

 

“Padahal dia lupa, boleh jadi seorang pedagang bisa kaya raya karena memang Allah menghendaki. Dia jual produk pertanian, misalnya, Allah Subhanahu wa ta’ala gerakkan petani untuk menanam dengan baik, Allah perintahkan tanah untuk menjalankan fungsinya, kemudian ketika jadi produk, Allah Subhanahu wa ta’ala gerakkan hati orang-orang untuk membeli. Jadi setelah ikhtiar, kita harus ingat bahwa Allah Subhanahu wa ta’ala ada (kekuasaan-Nya) di balik itu semua,” ujar dia.

 

Ketercapaian suatu rencana dan keinginan bukanlah satu tujuan, melainkan sebuah ujian. Boleh jadi, di situlah ujian sesungguhnya. Kita harus mampu mensyukuri, menjalani, dan memenuhi sejumlah harapan yang menyertai keberhasilan itu dengan niat untuk meraih keridhaan-Nya. Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman:

 

وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَشْرِي نَفْسَهُ ابْتِغَاءَ مَرْضَاتِ اللَّهِ ۗ وَاللَّهُ رَءُوفٌ بِالْعِبَادِ

 

“Dan di antara manusia ada yang mengorbankan dirinya untuk meraih keridhaan Allah. Dan Allah Mahapenyantun terhadap hamba-hamba-Nya,” (QS al-Baqarah: 207).

 

Tak ada puncak kenikmatan hidup selain mendapatkan ridha-Nya. Rasulullah Shallallahu`alaihi Wa Sallam bersabda:

 

عن أبي سعيد الخدري قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم:  إن الله تعالى يقول لأهل الجنة: يا أهل الجنة، فيقولون: لبيك ربنا وسعديك، والخير كله في يديك، فيقول: هل رضيتم؟ فيقولون: وما لنا لا نرضى يا رب، وقد أعطيتنا ما لم تعط أحداً من خلقك؟ فيقول: ألا أعطيكم أفضل من ذلك؟ فيقولون: يا رب، وأي شيء أفضل من ذلك؟ فيقول: أحل عليكم رضواني فلا أسخط عليكم بعده أبداً

 

“Sesungguhnya Allah berfirman kepada penghuni surga: Hai penghuni surga! Mereka menjawab: Kami penuhi seruan-Mu wahai Tuhan kami, dan segala kebaikan ada di sisi-Mu. Allah melanjutkan: Apakah kalian sudah merasa puas? Mereka menjawab: Kami telah merasa puas wahai Tuhan kami, karena Engkau telah memberikan kami sesuatu yang tidak Engkau berikan kepada seorang pun dari makhluk-Mu. Allah bertanya lagi: Maukah kalian Aku berikan yang lebih baik lagi dari itu? Mereka menjawab: Wahai Tuhan kami, apa yang lebih baik dari itu? Allah menjawab: Akan Aku limpahkan keridaan-Ku atas kalian sehingga setelah itu Aku tidak akan murka kepada kalian untuk selamanya.” (HR Muslim dari Abu Said Al-Khudri).