Saat menunaikan ibadah lempar kerikil jumroh yang dilakukan selama tiga hari, yakni 10, 11 dan 12 Dzulhijjah, pada tiga tiang di Mina (sekitar 5 kilometer dari Masjidil Haram), seorang jamaah harus mengumpulkan 49 – 70 butir kerikil. Dengan jumlah jamaah haji yang mencapai satu juta jiwa tahun ini, maka ada 49 juta – 70 juta kerikil yang dilemparkan di Jamarat. Setelah seluruh prosesi haji berakhir, apa yang terjadi pada kerikil-kerikil tersebut?
Saudi Press Agency (SPA) menjelaskan, fasilitas melempar jumroh terdiri atas empat lantai. Kerikil yang dilemparkan oleh para jamaah pada tiga tiang akan jatuh hingga kedalaman 15 meter. Proses penanganan kerikil jumroh dimulai pada hari pertama, kedua dan ketiga ritual, segera setelah jamaah haji menyelesaikan prosesi ibadah ini. Kerikil yang dilempar akan jatuh secara vertikal ke bawah dan berakhir di ruang bawah tanah fasilitas Jamarat, kata E. Ahmed Al-Subhi, seorang petugas dari Kedana, perusahaan pengembang situs-situs suci.
Setelah itu, sejumlah ban berjalan (conveyor belt) mengumpulkan batu-batu yang dilemparkan oleh para jamaah, lalu masuk ke proses pengayakan dan penyemprotan dengan air untuk menghilangkan debu dan kotoran yang menempel. Proses ini dilakukan sebelum dipindahkan ke kendaraan dan disimpan. Setelah ibadah haji berakhir, perusahaan itu akan menangani kerikil jumroh lebih lanjut. Al-Subhi mengatakan, berat kerikil yang terkumpul dari fasilitas Jamarat mencapai berton-ton sesuai dengan jumlah jamaah. Kerikil untuk ritual lempar jumroh juga disediakan oleh Hadiyah-Haji and Mu’tamer’s Gift bekerja sama Kedana. Mereka menyediakan lebih dari 83.411 kantong kerikil dan didistribusikan di 300 titik sepanjang rute jalan kaki antara Muzdalifah dan Mina.
Melempar jumroh
Melempar jumroh pada 10, 11 dan 12 Dzulhijjah adalah ibadah yang ditunaikan setelah wuquf di Arafah. Melempar jumroh (batu berukuran kerikil) diwajibkan dilakukan pada tiga tiang – Shughra, Wustha dan ‘Aqabah – yang melambangkan setan dan dosa. Jumroh dikumpulkan pada malam sebelumnya saat para jamaah bermalam di Muzdalifah. Namun, ritual lempar jumroh juga bisa dilakukan dengan kerikil yang diambil dari tempat lain.