Kehidupan bertetangga memiliki peran penting dalam ajaran Islam. Islam mengajarkan umatnya untuk menjalin hubungan yang baik, saling tolong-menolong, dan menjaga kedamaian dengan tetangga-tetangga mereka. Berikut ini adalah artikel tentang kehidupan bertetangga dalam Islam:

Kehidupan Bertetangga dalam Islam: Membangun Harmoni dan Kedamaian

Kehidupan bertetangga memiliki posisi yang sangat penting dalam agama Islam. Islam mengajarkan umatnya untuk hidup berdampingan dengan tetangga-tetangga mereka dengan penuh kasih sayang, menghormati hak-hak mereka, dan saling tolong-menolong dalam situasi apapun. Kehidupan bertetangga dalam Islam bukan hanya sekadar menjalin hubungan tetapi juga membangun harmoni dan kedamaian di antara umat manusia. Berikut ini akan dibahas beberapa prinsip dan nilai-nilai yang terkandung dalam kehidupan bertetangga dalam Islam.

  1. Muliakan tetangga

Dalam sebuah hadits, Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam bersabda:

ومَن كانَ يُؤْمِنُ باللَّهِ والْيَومِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جارَهُ، ومَن كانَ يُؤْمِنُ باللَّهِ والْيَومِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ

Artinya: “Siapa pun yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tetangganya, dan siapa pun yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya.” (HR. Muslim).

  1. Tetangga seperti keluarga

Diriwayatkan dalam riwayat Imam al-Bukhari:

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا زَالَ يُوصِينِي جِبْرِيلُ بِالْجَارِ حَتَّى ظَنَنْتُ أَنَّهُ سَيُوَرِّثُهُ. رواه البخاري

Artinya: “Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, dari Nabi shallallahu `alaihi wa sallam beliau bersabda, “Jibril terus mewasiatkanku perihal tetangga. Hingga aku menyangka bahwa tetangga akan menjadi ahli waris.” (HR. Al-Bukhari)

  1. Jangan menyakiti tetangga

Nabi shallallahu `alaihi wa sallam bersabda:

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَقُولُ: قِيْلَ لِرَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّ فُلاَنَةَ تُصَلِّي اللَّيْلَ وَتَصُومُ النَّهَارَ وَفِي لِسَانُهَا شَيْءٌ يُؤْذِي جِيرَانَهَا سَلِيطَةٌ قَالَ: لاَ خَيْرَ فِيهَا هِيَ فِي النَّارِ وَقِيلَ لَهُ: إِنَّ فُلاَنَةَ تُصَلِّي الْمَكْتُوبَةَ وَتَصُومُ رَمَضَانَ وَتَتَصَدَّقُ بِالأَثْوَارِ وَلَيْسَ لَهَا شَيْءٌ غَيْرُهُ وَلاَ تُؤْذِي أَحَدًا قَالَ: هِيَ فِي الْجَنَّةِ. رواه الحاكم

Artinya, “Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu ia berkata, ‘Dikatakan kepada Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam: ‘Wahai Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam, Fulanah selalu salat malam dan puasa di siang harinya. akan tetapi, ia sering mencela tetangganya.’ Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam bersabda: ‘Ia tidak baik, ia masuk neraka.’ Disebutkan kepada Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam bahwa Fulanah hanya melaksanakan shalat wajib, puasa Ramadhan, dan bersedekah hanya secuil keju. Akan tetapi ia tidak pernah menyakiti tetangganya.’ Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam bersabda: ‘Ia masuk surga’.” (HR al-Hakim).

  1. Berbuat baik pada tetangga

Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam bersabda:

عن عبد الله بن عمرو رضي الله عنه، أن النبي ﷺ يقول: خيرُ الأصحابِ عند اللهِ خيرُهم لصاحبِه، وخيرُ الجيرانِ عند اللهِ خيرُهم لجارِه”. أخرجه الترمذي

Artinya, “Dari Abdullah bin Amr radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu `alaihi wa sallam bersabda, “Sebaik-baik sahabat di sisi Allah adalah mereka yang paling baik kepada sahabatnya, dan sebaik-baik tetangga di sisi Allah adalah mereka yang paling baik kepada tetangganya.” (HR. at-Tirmidzi).

  1. Anjuran berbagi makanan dengan tetangga

Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam mengajarkan kepada kaum muslimin di masa beliau, hendaknya apabila memasak makanan yang berkuah, agar diperbanyak kuahnya supaya bisa dibagikan kepada tetangganya. Beliau bersabda:

إذا طبخت مرقة فأكثر ماءها وتعاهد جيرانك. أخرجه مسلم

Artinya, “Jika kamu memasak kuah, maka perbanyaklah airnya dan berikan sebagian pada para tetanggamu”. (HR. Imam Muslim).

  1. Menghargai tetangga

Nabi shallallahu `alaihi wa sallam pernah bersabda:

عن أبي هُرَيْرَةَ ـ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ ـ قالَ: كَانَ النَّبِيُّ ـ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ـ يَقُوْلُ: يَا نِسَاءَ المُسْلِمَاتِ لا تَحْقِرَنَّ جَارَةٌ لِجَارَتِهَا وَلَوْ فِرْسَنَ شَاةٍ. رواه البخاري ومسلم

Artinya, “Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata, Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam pernah bersabda, “Wahai perempuan-perempuan muslimah, janganlah seorang tetangga yang meremehkan hadiah tetangganya meskipun berupa ujung kaki kambing.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).

  1. Bersikap baik kepada tetangga

Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam bersabda:

رَسُوْلُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم: “لاَ تَحْقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُوْفِ شَيْئاً، وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ.” أَخْرَجَهُ مُسْلِمٌ

Artinya, “Dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata: Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam pernah bersabda: “Sungguh janganlah kamu memandang rendah suatu kebaikan pun, meski kamu sekedar bertemu saudaramu dengan wajah yang berseri-seri.” (HR. Muslim)

Kehidupan bertetangga dalam Islam bukan hanya sekedar tetangga sebelah rumah, tetapi juga mencakup lingkungan yang lebih luas. Islam mengajarkan umatnya untuk menjalin hubungan yang baik dengan semua orang di sekitar mereka, termasuk tetangga seiman maupun non-muslim. Semua prinsip dan nilai-nilai yang terkandung dalam kehidupan bertetangga dalam Islam bertujuan untuk membangun kedamaian, harmoni, dan kasih sayang di antara umat manusia.

Dalam sebuah hadis, Nabi Muhammad shallallahu `alaihi wa sallam bersabda, “Tidak termasuk golongan mukmin yang sempurna imannya, seseorang yang kenyang sementara tetangganya dalam keadaan kelaparan.” Dari sabda tersebut, kita dapat melihat betapa pentingnya peran kehidupan bertetangga dalam Islam dalam membangun sebuah masyarakat yang saling peduli, berempati, dan harmonis.

Dalam kesimpulan, kehidupan bertetangga dalam Islam merupakan panggilan untuk membangun hubungan yang baik, saling tolong-menolong, dan menjaga kedamaian dengan tetangga-tetangga kita. Hal ini melibatkan menghormati, menghargai, dan saling berbagi dalam kebersamaan. Dengan menerapkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan bertetangga, kita dapat menciptakan lingkungan yang damai, harmonis, dan penuh kasih sayang di antara umat manusia.