Islam dengan tegas mengecam sikap malas. Agama ini menekankan pentingnya kerja keras dan mencapai rezeki melalui usaha sendiri. Dalam konteks Islam, kemalasan disebut sebagai “futur,” yang merujuk pada hilangnya semangat dan dianggap sebagai penyakit berbahaya. Futur dapat mengakibatkan perlahan-lahan terlepasnya ikatan dengan agama hingga mencapai pemisahan total.
Dilansir dari Kitabul Ilmi oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsamin, futur atau rasa malas dalam beribadah dan melakukan kebaikan merupakan sebuah penyakit. Futur bisa saja menjangkiti semua orang, bahkan bagi seseorang yang kuat imannya.
Berikut ini adalah beberapa penyebab malas dalam Islam:
- Hilangnya Keikhlasan
Hilangnya keikhlasan dapat menjadi akar dari rasa malas dalam menjalankan ibadah dan melakukan kebaikan. Keikhlasan, atau niat yang tulus ikhlas hanya untuk Allah Subhanahu wa Ta’ala, adalah pondasi utama dalam Islam. Ketika keikhlasan hilang, semangat untuk beribadah dan berbuat baik pun melemah.
- Lemahnya Ilmu Syar’i
Lemahnya pemahaman terhadap ilmu Syar’i atau ajaran Islam juga dapat menjadi pemicu rasa malas. Ketidakpahaman tentang hukum-hukum agama dapat membuat seseorang ragu atau bahkan kebingungan dalam menjalankan ibadah.
Oleh karena itu, meningkatkan pemahaman terhadap ilmu Syar’i melalui kajian, bimbingan dari ulama, atau membaca literatur agama adalah langkah penting untuk mengatasi rasa malas dan memperkuat landasan iman.
- Kecintaan Hati yang Besar kepada Dunia
Kecintaan yang berlebihan kepada dunia, tanpa memandang akhirat, dapat merusak keseimbangan spiritual seseorang. Mengejar kesuksesan dunia menjadi fokus utama, sementara akhirat terlupakan, dapat mengakibatkan penurunan semangat dalam menjalankan ibadah.
- Fitnah (Cobaan) Berupa Istri dan Anak
Masalah dengan istri atau anak bisa mengganggu ketenangan batin dan mengurangi semangat untuk beribadah. Mengelola masalah dengan bijaksana, komunikasi yang baik, dan membina hubungan harmonis dalam keluarga dapat membantu menjaga keseimbangan emosional dan spiritual.
- Hidup di Tengah Masyarakat yang Rusak
Lingkungan sosial yang rusak dapat menjadi pengaruh negatif yang merugikan semangat beribadah. Maka dari itu, sebaiknya kita berada di dalam masyarakat yang saling bahu membahu dalam melakukan kebaikan.
- Berteman dengan Orang-orang yang Memiliki Keinginan Lemah dalam Meraih Kebaikan
Berteman dengan individu yang memiliki keinginan lemah dalam mencapai kebaikan dapat mempengaruhi semangat dan motivasi seseorang. Bergaul dengan teman-teman yang memiliki semangat dan tekad positif dalam menjalani kehidupan keislaman dapat menjadi motivasi tambahan untuk menghindari rasa malas dan terus berbuat baik.
- Melakukan Dosa serta Memakan Makanan yang Haram
Perbuatan dosa dan mengonsumsi makanan yang haram dapat melemahkan iman dan semangat beribadah. Menjauhi dosa, bertaubat, dan menjaga pola makan yang halal adalah langkah-langkah kunci untuk mengatasi pengaruh negatif ini.
- Tidak Memiliki Tujuan yang Jelas
Tidak memiliki tujuan yang jelas dalam menuntut ilmu atau berdakwah dapat menyebabkan kebingungan dan kehilangan semangat. Menetapkan tujuan yang spesifik dan terukur membantu memberikan arah yang jelas dalam setiap langkah perjalanan hidup.
- Lemahnya Iman
Iman yang lemah dapat membuat seseorang rentan terhadap godaan setan dan kurang semangat dalam beribadah. Meningkatkan iman melalui pembacaan Al-Qur’an, dzikir, dan mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dapat membantu memperkuat ketahanan spiritual.
- Menyendiri dan Tidak Mau Bergabung dengan Saudara Seiman
Isolasi diri dari komunitas Muslim dan ketidakpartisipasian dalam kegiatan keislaman dapat memicu rasa malas. Bergabung dengan komunitas, terlibat dalam kegiatan bersama, dan menjalin hubungan baik dengan sesama Muslim dapat memberikan dukungan moral yang sangat dibutuhkan.
- Lemahnya Pendidikan (Tarbiyyah) Imaniyyah
Kurangnya pendidikan dan pembinaan iman dapat membuat seseorang kehilangan arah dalam perjalanan hidupnya. Peningkatan pengetahuan agama melalui bimbingan yang baik dapat meningkatkan keimanan.