Dalam aktivitas sehari-hari, seseorang akan sering terlibat dalam percakapan yang melibatkan ekspresi pendapat atau penilaian terhadap orang lain. Dalam konteks ini, dua istilah yang kerap muncul adalah ghibah dan kritik.
Walaupun keduanya melibatkan penilaian terhadap orang lain, penting untuk diketahui bahwa ghibah dan kritik adalah dua konsep yang berbeda. Ghibah merujuk pada pembicaraan negatif secara sembunyi-sembunyi, sementara kritik adalah pemberian komentar terhadap suatu hal.
Untuk memahami perbedaan antara ghibah dan kritik dengan lebih mendalam, penting untuk memahami definisi keduanya. Berikut adalah penjelasan mengenai pengertian dan perbedaan antara ghibah dan kritik dalam konteks Islam.
Pengertian Ghibah
Ghibah atau menggunjing merupakan perilaku membicarakan sesuatu kepada orang lain. Jika orang yang dibicarakan tersebut mendengarnya, maka ia tidak akan merasa senang.
Islam menghimbau umatnya agar menghindari perbuatan ghibah. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengumpamakan pelaku ghibah dengan sesuatu yang sangat menjijikkan. Termaktub dalam surah Al-Hujurat ayat 12, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّۖ اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ وَّلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًاۗ اَيُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ ١٢
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah banyak prasangka! Sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa. Janganlah mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Bertakwalah kepada Allah! Sesungguhnya Allah Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang.”
Sudah seharusnya seorang muslim menghindari ghibah. Sebab ghibah tidak memiliki manfaat.
Jika ada suatu kesalahan pada seseorang, maka lebih baik menegur dan mengingatkannya dengan baik. Ghibah juga tidak akan membawa kebaikan dan akan cenderung menyakiti orang yang di ghibah.
Pengertian Kritik
Merangkum buku Kalo Sensi Jangan Baca Buku Ini oleh Cahyo Satria Wijaya, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kritik adalah tanggapan dan/atau kecaman terhadap apa saja. Kritik ditujukan kepada celah keburukan, sehingga banyak orang yang tidak tahan dengan kritikan.
Namun, jika seseorang yang dikritik menerima kritikan tersebut dan menjadikan kritikan tersebut menjadi bahan evaluasi, maka kritik bisa bermakna positif. Sedangkan jika yang dikritik tidak menerimanya, maka kritik tersebut bermakna negatif.
Dalam Islam, mencari kesalahan atau keburukan orang lain sebenarnya tidak diperbolehkan. Namun, terkadang kritik dibutuhkan untuk membangun kualitas diri.
Perbedaan Ghibah dan Kritik
Ghibah dan kritik merupakan dua istilah yang berbeda. Dirangkum dari sumber sebelumnya dan buku Belajar dari Akhlaq Ustadz Salafi oleh Abduh Zulfidar Akaha, berikut beberapa perbedaan ghibah dan kritik,
– Ghibah menyebutkan kekurangan atau kelemahan atau aib seseorang yang tidak ditujukan kepada yang bersangkutan, melainkan kepada orang ketiga, dimana jika yang bersangkutan mendengarnya dia tidak akan suka.
Sedangkan kritik ditujukan kepada orangnya langsung, baik secara lisan atau melalui media lain seperti buku, majalah, atau koran. Kritik merupakan bentuk lain dari nasehat.
– Kritik ditujukan kepada orang yang masih hidup. Jadi yang dikritik pun mengetahui kesalahannya dan diharapkan ia menyadari dan memperbaiki kesalahan pada dirinya.
– Ghibah disampaikan dengan membicarakan orang lain tanpa sepengetahuan yang bersangkutan. Sedangkan kritik disampaikan langsung di depan orang yang bersangkutan.
Ghibah merupakan keinginan untuk membinasakan orang lain, sedangkan kritik dapat bertujuan untuk memberikan evaluasi pada diri seseorang.