
Perbedaan dan Hikmah Antara Kurban dan Aqiqah
Kurban dan aqiqah adalah dua amalan penting dalam agama Islam yang sering kita dengar terkait dengan penyembelihan hewan. Meskipun keduanya melibatkan penyembelihan hewan, sebenarnya terdapat perbedaan yang jelas antara kurban dan aqiqah. Berikut ini adalah pembahasannya untuk memperjelas perbedaan keduanya.
- Hewan yang Digunakan
Perbedaan pertama antara kurban dan aqiqah terletak pada hewan yang digunakan. Hewan yang bisa digunakan untuk kurban adalah unta, sapi, kerbau, kambing, atau domba. Sementara itu, hewan untuk aqiqah hanya terbatas pada kambing atau domba.
Sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah Shallallahu`alaihi Wa Sallam ketika menyembelih hewan aqiqah untuk kedua cucunya, memang yang beliau sembelih itu kambing.
عَقَّ النَّبِيُّ عَنِ الحَسَنِ وَالحُسَيْنِ عَلَيْهِمَا السَّلاَمِ كَبْشاً كَبْشاً
Rasulullah Shallallahu`alaihi Wa Sallam menyembelihkan untuk Hasan dan Husain masing-masing satu ekor kambing kibas. (HR. Bukhari)
Namun Para ulama berbeda pendapat tentang kebolehan mengganti kambing dengan hewan lain. Hal itu mengingat bahwa contoh yang ditemukan dari Rasulullah Shallallahu`alaihi Wa Sallam memang dengan menyembelih kambing.
Akan tetapi apakah contoh dari Nabi Shallallahu`alaihi Wa Sallam itu merupakan syarat dan ketentuan, ataukah menjadi batas minimal, dalam hal ini para ulama berbeda pendapat. Umumnya para ulama membolehkan penyembelihan aqiqah dengan selain kambing, asalkan dari jenis hewan sebagaimana qurban, yaitu an-na’am, seperti unta, sapi, atau kerbau. Namun ada sebagian ulama yang membatasi hanya dibenarkan dengan penyembelihan kambing saja.
Lepas dari perbedaan pendapat di kalangan ulama, yang penting untuk dipahami adalah bahwa ritual penyembelihan hewan aqiqah itu hukumnya bukan kewajiban. Apalagi bila seseorang tidak memiliki dana yang cukup dan sudah lewat waktunya, tidak ada beban yang harus ditanggung sebagai utang
- Jumlah Pelaksanaan
Perbedaan selanjutnya adalah dalam jumlah pelaksanaannya. Berkurban disunnahkan setiap tahun, khususnya pada Hari Raya Idul Adha atau 10 Dzulhijjah. Sedangkan aqiqah hanya dilakukan satu kali seumur hidup, yaitu pada hari ketujuh setelah kelahiran anak.
Namun, jika pada hari ketujuh tersebut belum bisa terlaksana, penyembelihan hewan aqiqah dapat dilakukan kapan saja selama anak belum mencapai akil baligh.
- Waktu Penyembelihan
Waktu penyembelihan hewan kurban adalah setelah Hari Raya Idul Adha atau 10 Dzulhijjah, sampai dengan sebelum terbenam matahari pada akhir hari Tasyrik atau tanggal 13 Dzulhijjah. Waktu yang disyariatkan untuk penyembelihan hewan aqiqah adalah pada hari ketujuh setelah kelahiran anak.
Sedangkan jika pada hari ketujuh tersebut belum dapat dilaksanakan, penyembelihan hewan aqiqah dapat dilakukan kapan saja selama anak belum mencapai akil baligh.
- Perbedaan Pembagian Daging
Perbedaan lainnya adalah dalam pembagian daging hasil penyembelihan. Daging hewan kurban dibagikan kepada orang yang menerimanya dalam keadaan masih mentah. Sementara itu, daging hewan aqiqah dibagikan setelah dimasak.
Hasil dari penyembelihan hewan kurban, sebagian dagingnya wajib dibagikan kepada kaum muslimin yang fakir miskin. Namun, ada juga pendapat bahwa sebagian daging dapat diberikan kepada keluarga yang berkurban. Selain itu, sebagian daging bisa disimpan atau disedekahkan sewaktu-waktu bagi yang membutuhkan.
Sebaliknya, tidak ada kewajiban untuk membagikan daging hasil aqiqah. Pembagiannya kepada sesama Muslim lainnya hukumnya sunnah.
Hikmah dan Makna di Balik Kurban dan Aqiqah
Perbedaan ini menunjukkan dua amalan ini memiliki makna dan hikmah yang berbeda. Kurban mengajarkan kita tentang pengorbanan dan ketaatan terhadap Allah Subhanahu wa ta’ala. Seperti yang terkandung dalam kisah Nabi Ibrahim Alaihis Salam yang siap mengorbankan putranya, Nabi Isma’il Alaihis Salam, atas perintah Allah.
Sementara itu, aqiqah merupakan bentuk syukur atas kelahiran anak. Penyembelihan hewan aqiqah juga menjadi sarana untuk memberi berkah dan perlindungan bagi sang anak.
Sebagai tambahan wawasan, terdapat sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dari Zaid bin Arqam, yang menyampaikan pertanyaan para sahabat Rasulullah Shallallahu`alaihi Wa Sallam mengenai hewan-hewan kurban. Rasulullah Shallallahu`alaihi Wa Sallam menjawab bahwa setiap rambut dari hewan kurban terdapat kebaikan.
Dengan memahami perbedaan dan makna dari kurban dan aqiqah, umat Islam diharapkan dapat melaksanakan keduanya dengan penuh kesadaran dan rasa syukur kepada Allah Subhanahu wa ta’ala. Semoga artikel ini dapat membantu meningkatkan pemahaman tentang dua amalan yang mulia dalam agama Islam ini.