Kubah hijau di Masjid Nabawi menjadi penanda tempat dimakamkannya Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Kabarnya, dahulu inilah rumah salah satu dari istri beliau.
Arsitektur bangunan Masjid Nabawi yang berada di Kota Madinah memang sangat megah dan indah. Masjid ini bahkan termasuk dalam jajaran masjid-masjid terbesar yang ada di dunia.
Salah satu ciri khas masjid ini adalah adanya kubah berwarna hijau. Lantas, apa sebenarnya isi dari kubah di Masjid Nabawi ini?
Kubah Hijau di Masjid Nabawi
Dikutip dari buku Mengais Berkah di Bumi Sang Rasul yang ditulis oleh Ahmad Hawassy, salah satu bagian Masjid Nabawi yang terkenal adalah kubah hijau yang berlokasi di tenggara masjid.
Menurut sejarah, di sinilah tempat di mana Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dimakamkan yakni, di rumah salah satu istri beliau, Aisyah Radiallahu ‘anha.
Kubah hijau di Masjid Nabawi ini merupakan hasil dari perluasan besar-besaran yang terjadi di masa Kesultanan Umayyah Al-Walid I. Ia membuat tempat di atas peristirahatan terakhir Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan dua sahabat beliau, Abu Bakar Radiallahu ‘anha dan Umar bin Khattab Radiallahu ‘anha.
Awalnya, bangunan yang berdiri di atas makam Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan dua sahabat lainnya berbentuk atap datar yang terbuat dari kayu. Kemudian, bangunan ini mengalami pemugaran setidaknya sebanyak dua kali.
Andika Saputra dan Nur Rahmawati menjelaskan dalam buku Arsitektur Masjid, bahwa Masjid Nabawi memang mempertahankan bentuk atap yang datar.
Barulah kemudian terdapat penambahan bagian bangunan pada Masjid Nabawi, yakni dibangun sebuah kubah yang difungsikan sebagai penutup ruang makam Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Pemugaran ini dilakukan oleh Sultan Kait Bey saat ia memerintah wilayah Mesir pada tahun 879-895.
Secara arsitektural, penambahan kubah hijau di Masjid Nabawi ini bertujuan untuk memberikan penekanan yang kuat pada area makam Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Dengan kata lain, kubah ini didirikan sebagai tanda tempat peristirahatan beliau. Selain itu, kubah ini juga menandakan point of interest Masjid Nabawi jika dilihat dari jauh.
Sementara itu, jika ditinjau dari segi arkeologis, keberadaan kubah hijau di Masjid Nabawi yang mengatapi makam Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam merupakan penanda area yang ddahulunya merupakan rumah atau bilik Aisyah Radiallahu ‘anha.
Sultan Mahmud II yang pernah memimpin Dinasti Utsmaniyah pada tahun 1813 memberi ornamentasi emas pada puncak kubah hijau di Masjid Nabawi ini. Untuk itu, magnet atau daya tarik masjid ini pun menjadi lebih besar setelahnya.
Setelah mengalami pemugaran yang signifikan pada bagian atapnya, Masjid Nabawi kemudian juga mendapat beberapa penambahan fitur selama masa pemerintahan Sultan Abdul Majid dari Dinasti Utsmaniyah.
Pemugaran itu di antaranya penggantian atap masjid yang semula datar menjadi bentuk kubah dan penambahan pilar untuk menopangnya. Lalu, penambahan satu minaret lagi, sehingga total memiliki lima minaret.
Selanjutnya, penambahan mihrab, penambahan ornamen di langit-langit kubah dan kaligrafi, dan pemasangan lampu kristal gantung.